Menginjak awal pada bulan April tidak sedikit orang make
wish berharap bulan ini menjadi bulannya.
Mereka yang memiliki kebahagian merasakan canda dan tawa. Selalu membuat
ku murung, itu urusanmu, sikap yang tangguh untuk membuat ku pergi, itu
keiinginanmu. Selalu membuatku kuat, itu
usahamu. Tidak sedikit gerakan yang kau korbankan untukku, aku bangga padamu.
Banyak kisah yang layak dan tabu untuk di perbincangkan
bulan April ini, bulan April dimana aku selalu mengangkat jemari tanganku, mendekatkan
diri dengan Tuhan dan menyebut namamu.
Banyak kisah yang harus aku bagi dengannya, berharap dia akan memberi
jalan menuju surga. Aku tau dia sudah memberi signal yang kuat untuk aku
bergegas melangkahkan kaki ku keluar lewat pintu hatimu. Tapi pintu itu terkunci. Saat
ini aku masih mencari kunci itu. Dimana kunci itu sayang? Mohon beritau aku.
Aku seorang diri sendiri, tenggorakanku kering, aku butuh air. Perut ku sakit,
aku butuh makanan. Biasanya kau selalu meberiku itu semua tanpa aku minta, bahkan
terkadang sampai tersisa dan kau masih selalu membawakannya untukku. Tapi
kenapa tidak untuk sekarang? Badanku hanya tersisa tulang dan kulitnya, bibirku
sudah pucat, mataku sudah merah, aku sudah tak tahan lagi. Aku ingin keluar
mencari itu semua sendiri. Tuhan sudah menguatkan hatiku untuk mencari yang
baru. Mengapa kau mengurung ku disini,di penjara hatimu yang kumuh dan bau,
seolah-olah… kau tidak mengizinkan aku pergi. Kau lupa bahwa aku juga manusia
yang punya hati dan juga perasaan?
Beberapa hari aku bertahan, menatap perih. Kau tak kunjung
datang. Suatu hari kau datang mengirimkan bingkisan indah yang kau bungkus
rapih. Aku bahagia. Tapi…. Isinya tidak seindah bungkusnya. Kau mengirimkan
cambukan. Lambat laun aku menjadikan cambukan itu sebagai sahabatku, aku selalu
menceritakan mu kepadanya. Dia yang selalu mampu membuatku bertahan karna dia
selalu menguatkanku dan juga mengajariku arti kesabaran, membuatku tegar
menghadapi masalahku. Dia selalu mengatakan “karna dia mengirimku disini bukan berarti dia ingin membuatmu menderita
melainkan dia hanya ingin memberi mu teman karna dia tidak bisa meninggalkan
keadaannya di luar sana”. Pesan macam
apa itu? Bodoh! . Tapi aku mencoba mengerti, membuang semua keegoanku. Tapi
semakin lama cambuk itu semakin membuat ku menderita, dia menyiksaku secara
perlahan hingga aku tak mampu terbangun. Sudah 2 kali kau lakukan ini padaku.
Mana janjimu, janjimu yang tidak akan pernah menyakitiku, datanglah kehadapanku
dan katankan itu sekali lagi sayang, jangan heran jika tanganku akan berada
tepat di pipimu dengan keras.
Keluarkan aku dari gubuk kumuhmu, aku ingin menginjak surga.
0 komentar:
Posting Komentar