Ntah harus berapa banyak lagi kata yang harus aku lontarkan,
ntah harus berapa banyak lagi tulisan yang aku goreskan, ntah harus seberapa
banyak lagi air mata yang aku keluarkan hanya untuk membuatmu percaya, percaya
bahwa kekuatan dan kesetian ini masih untukmu. Kamu pernah merasakan menjadi
yang meradang? Kamu pernah memperhatikan seseorang lewat sudut pandang yang tak
terlihat? Kamu pernah mencoba untuk memperhatikan orang di sekitarmu yang juga
memperhatikanmu? Kamu pernah berfikir bagaimana rasa ketika seseorang
memperhatikanmu lalu kau mengabaikannya? Kamu pernah rasakan itu?
Aku memang bukan orang yang berarti di hidupmu, seperti
kekasihmu dan kedua orang tua mu. Tapi, dulu bukankah aku sempat
membahagiakanmu? Bukankah dulu kau selalu bersama denganku? Bukankah dulu
setiap akivitas yang kau lakukan selalu kau kirimkan lewat pesan singkatmu?
Bukankah dulu kau selalu menomor satukan ku setelah kedua orang tuamu? Bukankah
dulu ketika aku mulai kesal kau selalu merayuku? Bukankah dulu setiap kata putus
yang ku ucap bagaikan pedang yang menusuk jantungmu?
Perkataanmu untuk menyakinku dulu masih terngiang jelas di
telinga ku hingga kini…….
Dirimu 1 dari berjuta juta insan yang mampu membuatku mengoreskan
tinta. Sejak kapan aku mampu merubah rasaku menjadi cerita singkat dengan air
mata? Iya…. Semua itu terjadi saat dimana kau meninggalkan ku tanpa
memiliki rasa. Hanya kejadian itu yang membuatku membuang begitu banyak airmata
yang kupunya. Dengan begini kau belum percaya akan kesungguhanku? Aku hanya ingin
ucapan maaf dari bibirmu, bukan belas kasihanmu, bukan pula balasan cintamu.
cinta ini tulus tanpa kau harus membalasnya, karna aku tau semua takkan terbalas.
From your X
0 komentar:
Posting Komentar