Hey kau, iya dirimu… Kau wanita bukan? Seharusnya kau mampu
mengerti apa yang aku rasakan. Saat aku mencoba menjauh, disaat itulah aku coba
memikirkan perasaanmu. Tapi apa balasan yang ku dapat? Hanya sekedar cambukan
tajam dari bibirmu. Disaat kau bersamanya yang tampak di mataku, beribu ribu
air mata berubah menjadi darah yang membasahi hati. Di saat aku selalu
menghindar, disaat itulah kau selalu muncul di hadapan ku bersama dengan dia
lelaki yang pernah bahagia bersamaku, bercanda tawa dan membuat pelangi di
mataku.
Kau tau betapa kau menjadi seseorang yang kejam dalam
hidupku. Aku mengerti kau memang mencintainya, perempuan mana yang tidak bisa
menaruh hati pada lelaki tampan itu. Begitupun aku… aku merasakan hal yang
sama… sama seperti yang kau rasakan. Tak mampukah kau untuk melepaskannya? Tak
mampukah kau untuk meninggalkannya? Iya aku tau kau tak mampu dan tak pernah
sanggup lakukan itu. Begitupun aku………. Kau tau apa yang aku rasakan? Ketika aku
mengambil suatu kputusan kala itu demi dirimu, untuk berjuang seorang diri,
melepaskan orang yang benar benar aku cintai, begitu sulit, begitu banyak
pedang yang menghalangi, beberapa sayatan sudah menyentuh hati. Tapi jalan itu
yang kuambil, jalan yang tak seharusnya aku lewati demi perempuan sepertimu.
Aku salut dengan usahamu memperjuangkan cintamu. Tapi aku
ada disana, kau lihatkan? Aku pernah mengisi hari harinya dengan kebahagian
dalam waktu yang sama sepertimu. Kau tau kan? Apa kau berpura pura menutup
matamu? Apa kau kali ini sedang membuat drama? Waktu terus berputar, tidak
selamanya kau bisa merasakan kebahagian. Adakalanya dimana kau harus berada disini
di posisiku. Dan berharap kau tak lakukannya kembali. Cukup aku. cukup diriku.
0 komentar:
Posting Komentar